Foto macro, mengangkat apa yang terlewat

Bagi yang memantau akun Instagram @mizanul, mungkin akhir-akhir ini mungkin sering menemukan foto dengan tagar #macro. Obyek yang sering menjadi korban adalah serangga dan binatang kecil. Atau kadang pola abstrak tanaman atau benda-benda kecil lainnya.

Kemuning

Kemuning

Sejak memakai kamera Canon G11 dulu, saya memang sering bereksplorasi dengan obyek kecil dan mini. Itu karena fitur kamera G11 yang mengizinkan obyek berjarak nol cm dari lensa pada mode macro. Tentu saja kalau obyeknya binatang kecil, pasti kabur melarikan diri kalau jarak sedekat itu.

Sekarang lebih sering memakai kamera dari Redmi 3 Pro dengan ditambah lensa macro clip-on. Hasilnya? Lha yang sering terlihat di akun @mizanul itu. Lumayanlah, walaupun untuk mengambil satu gambar yang bisa dibilang “bagus”, perlu belasan, bahkan puluhan gambar blur.

Sekarang keinginan memakai kamera yang “serius” muncul lagi. Dari tahun lalu sudah menjatuhkan incaran ke dua tipe, Sony A6000 dan Fujifilm X-T10. Kalau dari segi harga memang menang A6000 sih. Tapi fitur X-Trans dan JPEG foto repro X-T10 sangat menarik untuk dilewatkan.

Siapa yang lebih baik kalau untuk foto macro? Ya tentu saja akan sangat tergantung lensa yang dipakai. Jajaran lensa macro dari Sony ada 30mm f/3.5, 50mm f/2.8G dan 90mm f/2.8G OSS. Sedangkan untuk Fuji, baru menemukan satu lensa Fujinon XF60mm f/2.4 R.

Tapi sepertinya bakal mengandalkan lensa kit + extension tube untuk mainan macro. Lebih murah di kantong…

P.S. yang mau ngasi kado ultah kamera bisa siap-siap dari sekarang

4 thoughts on “Foto macro, mengangkat apa yang terlewat

Leave a Reply to Daeng Ipul Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *